Masalah Anak Susah Tidur dan Perawatannya

Mayoritas orang tua membayangkan bayi yang sedang menangis ketika mereka memikirkan anak-anak yang mengalami masalah tidur. Banyak anak yang lebih besar dan remaja juga mengalami masalah tidur, termasuk sulit tidur dan sering bangun di tengah malam. Sayangnya, masalah anak susah tidur ini dapat mempengaruhi suasana hati dan perilaku anak Anda di siang hari, yang menyebabkan masalah sekolah dan disiplin.

Insomnia Anak

Seperti orang dewasa, anak-anak yang memiliki kondisi insomnia juga mengalami kesulitan untuk tidur, tetap tertidur, atau tidak cukup istirahat setelah waktu tidur yang seharusnya normal. Selain mengalami kantuk yang luar biasa di siang hari, gejala insomnia di masa kanak-kanak bisa berupa beberapa hal seperti:

  • Agresif
  • Rentang perhatian menurun
  • Suasana hati tertekan
  • Hiperaktif
  • Sifat lekas marah
  • Masalah ingatan
  • Perubahan suasana hati

Penyebab Insomnia

Salah satu alasan umum mengapa banyak anak susah tidur adalah karena mereka tidur terlalu larut. Hal semacam ini sering terjadi karena orang tua memiliki ekspektasi yang tidak sesuai kenyataan tentang berapa banyak waktu untuk tidur yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka.

Atau karena jadwal yang terlalu padat, dengan terlalu banyak aktivitas dan terlalu banyak pekerjaan rumah. Atau anak Anda mungkin sampai larut malam mengirim pesan teks melalui handphone, berbicara di telepon, bermain video game, atau menonton TV.

Ingatlah bahwa anak-anak berusia antara 6 dan 13 tahun membutuhkan waktu sekitar 9 hingga 11 jam tidur setiap malam. Dan remaja membutuhkan sekitar 8 hingga 10 jam. Jika Anda menetapkan waktu tidur yang sesuai dan anak Anda masih belum mendapatkan tidur malam yang nyenyak, penyebab umum insomnia dapat mencakup:

  • Kegelisahan
  • Asma (batuk)
  • Kafein
  • Depresi
  • Eksim (gatal)
  • Gangguan perkembangan saraf seperti autisme, Sindrom Asperger (yang sekarang diklasifikasikan sebagai Gangguan Spektrum Autisme), dan disabilitas intelektual
  • Apnea tidur obstruktif (mendengkur)
  • Kebiasaan tidur yang buruk
  • Efek samping dari beberapa jenis obat-obatan, seperti stimulan yang digunakan untuk mengobati ADHD, antidepresan, kortikosteroid, serta antikonvulsan
  • Stres atau tekanan
anak susah tidur
anak susah tidur

Perawatan untuk Insomnia

Meskipun orang tua sering kali ingin beralih ke pengobatan secara medis untuk mengobati anak susah tidur karena insomnia, jauh lebih penting untuk mencari masalah medis atau psikologis yang mendasarinya.

Dan mungkin ini perlu ditangani terlebih dahulu. Misalnya, jika anak Anda menderita apnea tidur obstruktif dan mendengkur keras di malam hari dan sering berhenti bernapas, maka amandel dan kelenjar gondoknya mungkin perlu diangkat.

Atau jika anak Anda sering batuk di malam hari karena asma mereka tidak terkontrol dengan baik, mereka mungkin memerlukan obat pencegahan asma yang lebih kuat. Jika anak Anda menderita apnea tidur, asma, atau depresi, pil tidur bukanlah jawabannya. Terutama karena tidak ada obat tidur yang disetujui untuk digunakan oleh anak-anak. 

Perawatan tanpa obat untuk insomnia masa kanak-kanak yang tidak disebabkan oleh kondisi medis lain, dapat mencakup:

  • Menghindari kafein
  • Berolahraga secara teratur
  • Bangunlah dari tempat tidur lalu lakukan sesuatu yang tenang, contohnya membaca, khususnya jika anak tidak segera tertidur dalam waktu 10 hingga 20 menit
  • Memiliki jadwal yang sangat konsisten tentang kapan anak Anda harus pergi tidur dan bangun, termasuk akhir pekan dan hari libur
  • Membatasi banyaknya waktu yang dihabiskan di tempat tidur hanya untuk tidur. Seperti tidak membaca, mengerjakan pekerjaan rumah, atau menonton TV di atas tempat tidur
  • Menghentikan aktivitas 30 hingga 60 menit sebelum tidur, seperti bermain video game, menonton TV, mengirim pesan teks, atau berbicara di telepon
  • Mengajari anak Anda tentang teknik relaksasi, termasuk pernapasan diafragma, relaksasi otot progresif, dan perumpamaan visual, yang dapat mereka gunakan saat akan tidur
  • Mendapatkan bantuan dari konselor atau psikolog anak selain dokter anak, karena mereka juga bisa membantu kebanyakan anak yang menderita insomnia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *