Salah satu gangguan kesehatan yakni retensi urine adalah gangguan perkemihan yang membuat penderitanya kesulitan untuk mengeluarkan urine atau buang air kecil.
Gangguan kesehatan ini dapat membuat kantung kemih tidak dapat kosong sepenuhnya sehingga mengakibatkan penderitanya merasa tidak lega setelah buang air kecil karena urine atau air seni tidak keluar sepenuhnya.
Meski lebih sering terjadi pada pria lanjut usia, namun retensi urine ternyata bisa terjadi pada siapa saja, lho!
Nah oleh karena itu, berikut kami hadirkan gejala-gejala retensi urine yang sesuai dengan jenisnya. Beberapa diantaranya yaitu:
- 1. Retensi urine akut
Biasanya, gejala umum dari retensi urine akut diantaranya yaitu:
- – Merasa sering ingin buang air kecil namun volume urine atau air seni yang keluar berjumlah sedikit.
- – Tidak merasa lega setelah buang air kecil.
- – Kesulitan untuk buang air kecil dan berlangsung selama beberapa hari atau minggu.
- – Terasa nyeri di perut bagian bawah.
- 2. Retensi urine kronis
Adapun beberapa gejala umum yang menandakan terjadinya retensi urine kronis adalah:
- – Meningginya intensitas buang air kecil, bahkan bisa lebih dari 8 kali dalam sehari dengan volume urine yang keluar berjumlah sedikit.
- – Pancaran atau tekanan keluarnya urine lemah.
- – Kesulitan untuk buang air kecil yang berlangsung selama beberapa bulan.
Selain gejala, berikut adalah beberapa penyebab dari terjadinya retensi urin, seperti:
- Penyumbatan saluran kemih
Pada pria, penyumbatan saluran kemih sering diakibatkan oleh pembesaran prostat dan kanker prostat. Sementara pada wanita, kondisi ini biasanya terjadi akibat kandung kemih yang turun.
Namun ada beberapa penyebab lain sehingga saluran kemih tersumbat, seperti batu kandung kemih atau saluran kemih, kanker kandung kemih dan striktur uretra atau terbentuknya jaringan parut di saluran kemih.
- Gangguan sistem saraf
Saat terjadi gangguan saraf pada kandung kemih atau otak, maka hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan buang air kecil.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti stroke, cedera otak atau saraf tulang belakang, kelumpuhan, diabetes, penyakit Parkinson, dan lain sebagainya.
- Riwayat operasi
Jika sudah menjalani operasi pada kandung kemih atau prostat, hal tersebut dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut di saluran kemih atau di sekitarnya sehingga aliran urine menjadi tidak lancar.
Selain operasi kandung kemih dan prostat, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh riwayat operasi lain, seperti operasi tulang belakang dan operasi penggantian sendi panggul, efek samping obat bius hingga waktu operasi yang lama.
Itulah dia beberapa gejala hingga penyebab terjadinya retensi urine. Mengingat kondisi ini sangatlah mengganggu dan mengancam kesehatan, saat hal diatas terjadi segeralah hubungi dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Karena intensitas buang air kecil yang cukup tinggi, untuk memudahkannya maka sebaiknya gunakan popok Confidence yang merupakan popok dewasa dengan daya serap yang tinggi serta bahan lembut yang tidak akan menimbulkan iritas pada kulit.